Rabu, 17 Agustus 2011

Memaknai Arti Sebuah Kemerdekaan



     Tepat saat peringatan Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke 66 tahun ini,  tanggal 17 Agustus 2011, yang juga bertepatan dengan tanggal 17 Romadhon 1432 Hijriah, tiba- tiba, saya merenung panjang. Pertanyaan yang muncul di benak saya adalah: "Apa sebenarnya arti kemerdekaan yg kita rayakan setiap tanggal 17 Agustus setiap tahun itu ?" Pertanyaan ini terus berputar- putar timbul tenggelam di benak saya mencari jawabnya
     Saya sebagai generasi berikutnya yang tidak mengalami masa- masa revolusi fisik, dimana para pejoeang termasuk salah satu diantara jutaan pejoeang pembela bangsa itu adalah ayahanda saya tercinta yang pernah mengisahkan masa- masa beliau di Kota Surabaya, Kota Pahlawan, dimana Beliau ikut mengangkat senjata bersama jutaan pejoeang lainnya melawan penjajah
     Waktu itu, tepat tanggal 10 Nopember 1945 di kota Surabaya. Saat itu terjadi pertempuran besar- besaran  di kota Surabaya antara para pemoeda Surabaya melawan pasukan sekutu yang diboncengi oleh tentara Belanda yang ingin bercokol kembali di bumi pertiwi tercinta ini. Ayah saya bercerita, pada saat itu Beliau ikut bertempur mengangkat senjata di berbagai sektor di kota Surabaya. Suatu saat Beliau sempat tertangkap Belanda dan digiring bersama tawanan para pejoeang kemerdekaan lainnya ke kamp penampungan di kota Surabaya. Karena dinilai masih terlalu remaja, usia 18 tahun, Beliau termasuk yang dibebaskan. Tetapi kejadiannya  tidak demikian dengan para pejoeang yang lainnya yang harus masuk bui yang tentunya tidak terbayangkan bagi generasi selanjutnya seperti saya ini. Pada saat itu, tidak sedikit korban berjatuhan dari para pejoeang kita yang gugur di medan pertempuran
     Pada kesempatan yang lain Beliau juga pernah membagikan sedikit kisahnya kepada saya, yaitu saat pernah diributkan di negeri ini, siapakah orang yang telah berjasa berhasil merobek bendera merah putih biru Belanda di puncak Hotel Oranye Surabaya. Dengan tersenyum, Ayah bergumam, tidak ada, tidak ada satupun yang berhak disebut sebagai yang paling berjasa, karena pada saat itu seluruh Pemoeda Kota Soerabaya, tidak peduli dia orang Jawa, Sumatra, Maluku atau siapapun dia dan dari manapun asal sukunya, semua turun ke jalan dengan satu tujuan, turunkan merah putih biru, kibarkan Merah Putih di bumi pertiwi ini. Semua telah terbakar oleh api patriotismenya yang dikobarkan oleh Bung Tomo melalui radio perjoeangannya yang selalu berpindah- pindah sehingga tidak pernah dapat ditangkap oleh Belanda saat itu.  Suasana di depan Hotel Oranye saat itu jelas sangat kacau balau oleh teriakan para pejoeang dan pemoeda. Sementara di atas atap hotel, para pejoeang dan para pemoeda terus berupaya memanjat tiang bendera untuk merobek warna birunya. Para pejoeang dan pemoeda bahu membahu untuk memanjat tiang, walaupun korban terus berjatuhan terkena tembakan, yg tidak tahu dari mana arahnya, Namun, para pejoeang dan pemoeda terus memanjat bergantian pantang menyerah sampai akhirnya bendera berhasil dijangkau dan di robek bagian birunya. Maka berkibarlah Sang Saka Merah Putih dengan gagahnya di atap Hotel Oranye Soerabaya
     Itulah secuil kisah- kisah heroik para pejoeang negeri ini. Kisah ini tentunya tidak terjadi begitu saja sampai saat akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 wib di jalan Pegangsaan Timur Jakarta. Perintisan telah dilakukan jauh hari sebelumnya oleh para pahlawan pejoeang Bangsa. Di mulai sejak berdirinya organisasi kebangsaan Boedi Oetomo di masa penjajahan Belanda tahun 1908 oleh dr.Sutomo yang mengajarkan pendidkan dan kesadaran berbangsa kepada masyarakat. Selanjutnya pernyataan kebulatan tekad Satu Bahasa, Satu Bangsa dan Satu Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh para pemoeda dari seluruh nusantara pada tahun 1928. Dilanjutkan oleh kisah- kisah perjuangan Bung Karno dan para pejoeang kemerdekaan lainnya mulai dari pembentukan organisasi- organisasi pemoeda dan partai- partai dengan tujuan satu, yaitu pembebasan negri dari penjajahan asing. Saya masih ingat, dari buku- buku sejarah tentang Bung Karno, sejak remaja, pemuda Sukarno sudah sering bertengkar, berdebat dan bahkan berkelahi dengan pemuda Belanda waktu itu. Setelah aktif dipergerakan kemerdekaan, pemuda Sukarno mulai mencicipi masa- masa pahit dipenjara Belanda karena dianggap menentang dan terlalu membahayakan pemerintah kolonial  waktu itu. Sukarno yang cerdas dan berani, tidak pernah takut apalagi menyerah terhadap ancaman Belanda. Beliau terus berjoeang tanpa kenal henti dan menyerah. Sukarno tahu dan sadar, bahwa tidak ada jalan lain apabila bangsa ini ingin maju dan punya harga diri sebagai bangsa, bangsa ini harus merdeka dan penjajah harus pergi dari bumi pertiwi. Sangat sulit dibayangkan, betapa suka duka Bung Karno menjalani hidupnya pada masa- masa itu. Yang saya tahu, hampir lebih dari separuh usia Beliau dihabiskan di balik jeruji penjara penjajah Belanda
     Saat ini, setelah 66 tahun berlalu sejak momen bersejarah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu, apa yang sudah terjadi  denga negeri ini ? Sayang sejak masa- masa Bung Karno yang selalu mengingatkan rakyat dan bangsanya, bahwa Indonesia adalah bangsa yang merdeka, bangsa yang mandiri, bangsa yang berdaulat, bangsa yang punya harga diri, bangsa yang memperoleh kemerdekaannya dari perjoeangan dan darah para pahlawan, bukan hadiah, bangsa yang cerdas, bangsa yang mampu, maka pada era- era periode kepemimpinan berikutnya, tidak ada lagi itu semua. Yang ada hanya, hiruk- pikuk rebutan kekuasaan antar tokoh, antar pemimpin, antar partai dan antar golongan. Kondisi ini lebih diperburuk lagi setelah kinerja ekonomi yang tak kunjung membaik yang tidak cukup memakmurkan dan mensejahterakan rakyatnya
      Tapi apakah seburuk itukah wajah bangsa ini ? Tentu tidak ! Banyak sekali prestasi anak bangsa dan putra- putri negri ini yang hebat- hebat. Para pioner perlindungan lingkungan, pelopor penggerak  ekonomi masyarakat, para pelajar dengan otak dan kecerdasan brilian dengan gelar- gelar kelas dunia. Para penemu- penemu berbakat, hampir disegala bidang, mulai bio gas sampai otomotif, para atlet yang mengharunkan nama bangsa di kancah  panggung olah raga dunia dan masih banyak lagi prestasi- prestasi besar lainnya yang ditorehkan putra- putri terbaik negri ini di kancah dunia. Bayangkan, betapa sayangnya seandainya kita memanfaatkan karunia Tuhan itu sebaik- baiknya sebagai bukti rasa syukur kita atas nikmat kemerdekaan ini dengan program- program yang produktif dan edukatif bagi masyarakat dan bangsa ini
     Kepada Ayahanda ku tercinta yang telah terbaring tenang di Taman Makam Pahlawan Surapati Malang atas jasa- jasanya kepada Negara dengan Bintang Gerilya tersemat di dadanya. Kepada para Pejoeang dan Pahlawan Bangsa, Bung Tomo, Bung Karno, Bung Hatta dan para pemoeda pejoeang yang telah gugur demi negeri ini. Kepadamulah aku bercermin, engkaulah para pahlawanku. Yang telah membuat negeri ini maju, merdeka, bebas, sederajat dengan bangsa lain dan makmur sejahtera. Yang telah membuat anak- anak dapat belajar dan menuntut ilmu, yang telah menghasilkan putra- putri yang cerdas dan membawa harum nama bangsa ini di kancah panggung dunia
     Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila Pertama Pancasila, kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat NYA, karena atas berkat dan rakhmat NYA jualah kita bisa menikmati alam kemerdekaan seperti sekarang ini
     Sekali Merdeka Tetap Merdeka ! Ayo maju terus bangsaku !! Mari kita jaga Negara Kesatuan Republik INDONESIA tercinta  ini tetap jaya !!!
            

Tidak ada komentar: